jedi

Juni 20, 2007

Polisi Tidur buat Siapa ?

Filed under: diskursus,lewatin aja,selebaran — xatryajedi @ 1:29 pm

hoi-an-family-on-motorbike.jpg

Menurut seorang peneliti sosial, poldur ternyata tidak semata dibuat untuk keamanan jalan, khususnya keselamatan kanak-kanak yang berumah di pinggir jalan. Poldur dibuat lebih karena kecemburuan. Karena pembuat poldur merasa berhak menyakiti pengendara yang membrisiki rumahnya. Poldur dibuat dengan tujuan agar pengendara merasa jera dan karenanya memilih jalan lain.

Para pembuat poldur yang mengidap kebencian akut itu bersedia menghadapi segala konsekuensi-balik yang musti dideritanya. Menurut brianz@indo.net.id, penghuni rumah dekat polisi-tidur akan semakin banyak menerima polusi udara. Karena pengendara akan melambatkan kendaraan dan untuk berjalan kembali memerlukan setengah kopling yang membutuhkan RPM lebih tinggi.

Cyber_Kid dari Hondatigerclub mengatakan, “Jalan umum di area komplek militer dekat tempat tinggal saya dipasangi polisi tidur kurang lebih tiap 50 meter. Pertama kali dibuat, banyak sepeda motor gedubrakan jatuh karena pol-dur nya agak tinggi dan tidak diberi cat setrip2 atau sign apalah. Efek buruknya, kalau motor yg knalpotnya brisik lewat, rasanya nggak selesai-selesai mendengar mereka ngerem, ngegas, ngerem, dst. Apalagi kalau malam.”

Selain polusi udara, semakin banyak pula polusi suara, apalagi pengguna kendaraan yang sudah memakai knalpot tidak standar lagi. Misalnya knalpot “racing” yang suaranya sama saja tidak usah pakai knalpot. Apalagi sepeda motor dengan kopling otomatis yang memerlukan bukaan gas lebih tinggi. Bisa dibayangkan suaranya. Padahal truk engkel atau Panther saja sudah berisik suaranya dengan knalpot standar. Dan yang pasti, jalanan pun menjadi lebih cepat rusak karena aus. Biasanya jalanan yang ada polisi tidurnya lebih cepat rusak karena air hujan menggenang di situ.

Yang paling dirugikan tentunya pengendara. Pertama karena lebih banyak BBM terbuang akibat stop and go pada kendaraan. Tentu saja ini tidak environment friendly. Dan berapa rupiah yang terboroskan karena poldur?

Selain aspek BBM, sparepart kendaraan jadi lebih cepat aus. Dampak negatif polisi tidur bukan cuma dirasakan para bikers yang ugal-ugalan juga dirasakan oleh pengguna jalan yang sopan dan tertib alias tidak ngebut. Semua kendaraan dapat dipastikan terkena dampaknya. Padahal tidak semua pengguna kendaraan adalah orang yang mampu.

Selain itu, keberadaan poldur juga merugikan dari segi waktu tempuh.

Menurut Motorplus, polisi tidur juga acapkali mengakibatkan kecelakaan mulai dari yang ringan sampai yang serius.

Biar terhindar dari kecelakaan, Jusri Pulubuhu, Director Training Jakarta Defensive Driving Consulting kasih tips.

Jangan melaju dengan kecepatan konstan atau melakukan perlambatan ekstrem saat melintasi poldur. “Hal itu membuat buritan melenting ke atas ketika roda belakang membentur polisi tidur,” jelas pria berambut pendek ini.

Banyak pengendara jatuh gara–gara ngerem pas di atas poldur. Karenanya, pengereman sebaiknya dilakukan sebelum melintasi.

Triraharjo dari Tigerclub bilang, “Gua paling sebel sama yg namanya polisi tidur, baek saat naik Tigi (Honda Tiger. red) atau mobil sekalipun. Harusnya harus ada PERDA yang ngatur jarak minimum antar polisi tidur, jangan seenaknya aja.

Banyak kompleks perumahan yang warganya seneng bener membuat polisi tidur. Hampir tiap rumah dibuat polisi tidur seenaknya, udah gitu tinggi2 lagi. Kayak negara nggak punya hukum aja, semua orang boleh semaunya bikin poldur.”

Masalahnya, banyak pengendara mengira poldur dibuat oleh pemilik rumah yang terdekat dari poldur. Tapi kata seorang teman di Pondok Gede, “Orang2 RT kami membikin polisi tidur di depan rumah saya. Maka poldur itu saya ratakan kembali karena membuat mobil saya susah parkir. Eh, Pak RT komplain. Ya saya lebih kompain lagi. Enak aja bikin polisi tidur sembarangan cuman karena di depan rumah saya ada tukang mie ayam mangkal. Emang jalanan punya nenek moyangnya apa! ‘Kan bikinnya dari pajak rakyat.”

7 Komentar »

  1. memamang bener mas ngerepotin kalau ada poldur. repotnya kalau mau buru2. tarik ulur gas ..capek dech.and yang kedua gw suka rancing jadi lebih enak kaul tidak pake poldur :)wakawakaa…

    Komentar oleh ariebhewhe — Juli 30, 2007 @ 9:28 am | Balas

  2. iya tuh, kadang gw curiga (prasangka aja) kayaknya yg punya ide bikin poldur itu pki kali yah. Padahal dari kecil kita diajaran oleh guru ngaji untuk ngebuang duri atau batu di jalanan. Eh mereka bukan cuma naro duri atu batu, malah masang poldur. dasar geblek.

    Komentar oleh xatryajedi — Juli 30, 2007 @ 12:02 pm | Balas

  3. polisi tidur… huhmmm… enaknya buat syapa yak?!

    😀

    Peace, Love `N Harmony !

    Komentar oleh 9uBr4K5 — Agustus 19, 2007 @ 5:51 am | Balas

  4. poldur juga berbahaya buat IBU HAMIIIL!!!

    Komentar oleh semuacinta — November 22, 2007 @ 5:07 am | Balas

  5. yak. kalo bini gw yg hamil trus ampe branak gara-gara poldur, huh, gimana coba?
    apa gak sebaeknya kite bakar aja rumah yg aplign deket ama podur ituh.
    apa justru berterimakasih karena langsung mbrojol tanpa campurtangan rumahsakit?

    Komentar oleh xatryajedi — November 26, 2007 @ 6:54 am | Balas

  6. […] Jedi […]

    Ping balik oleh Polisi tidur « Boediarto’s Weblog — Desember 3, 2007 @ 2:56 am | Balas

  7. […] diskursus yang Saya dapatkan di beberapa blog seperti xatryajedi, terungkap bahwa alasan mengapa warga membangun poldur ternyata tidak semata dibuat untuk keamanan […]

    Ping balik oleh Polisi Tidur Sesuai Aturan at www.iman-nugraha.net — Desember 14, 2007 @ 3:23 pm | Balas


RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.